Senin, 29 Oktober 2018

Pupus

Hati semakin resah
Melihat kau enggan berpisah
Khawatir rasa meninggi
Cemas bertepuk sebelah tangan
Aku disini menunggu kisah
Meski pipi akan terus basah

Jakarta, Juni 2018

***Fitri Fatimah***

Bercanda

Perlahan datang
Tetiba pergi.

Kau ajak bermain
Ku anggap belajar
Kau tanam rindu
Ku siram sendu
Kau elak rasa
Ku simpan kasih

Terkadang se-bercanda itu.

Jakarta, Mei 2018

***Fitri Fatimah***

Adonara

Adonara...
Bagian dari Nusa tenggara
Sejarah, budaya, dan sastra satu dalam aksara
Dan tetap bersaudara di nusantara

Orang tengah padahal, timur paling diingat
Khas kulit hitam, dipandang pun sangat hangat
Khas wajahnya walakin hati lembut
Kasar terkenalnya walakin tak suka ribut
Dan Ama ia disebut..

Bidadari - bidadari tangguh tercipta
Jika kelak ia tersentuh dengan cinta
Maka gading gajah pun ia pinta
Tuk mahar yang akan disambut
Dan Ina ia disebut...

Jakarta, Mei 2018

***Fitri Fatimah***

Pulang

Sudah senangkah atas petualanganmu?
Sudah puaskah atas pelarianmu?

Rumah ramai. Orang - orang berdatangan. Isak tangis sahut - sahutan. Deras hujan seraya mendukung.

Ibu rindu, Nak!
Segeralah kau Pulang...
Usaplah nisan ini kelak kau datang.

Jakarta, Maret 2018

***Fitri Fatimah***

Pilu

Seketika terbesit masa lalu
Melihat bingkai foto yang sudah tertutup debu
Teringat pula kenangan pilu
Begitu perih menyukaimu, yang sedang bercumbu
Seakan tersadar, tak boleh milikimu dahulu

Jakarta, Maret 2018

***Fitri Fatimah***

Rindu

Telah ku titip rindu pada senja
Lalu tengoklah dari balkon rumahmu
Jangan lupa, putar lagu kesukaanku
Dan berikan senyum termanis

Kelak, esok kan tiba
Kita pasti jumpa
Bak merpati yang kembali ke pelukan

Jakarta, Februari 2018

***Fitri Fatimah***

Minggu, 15 April 2018

Pengelakkan Rasa

Dulu berjalan beriringan
Mendamba seorang pasangan
Miliki hasrat sua dalam kenyamanan
Walakin harapan tersobek dalam kenyataan

Seiring waktu tersadar, rasa terasa mati
Walakin hati mengacapkan itu tak pasti
Detak jantung berdegup kencang, padahal henti
Walakin nurani sekala menolak itu tak mesti

Lantas, mati rasa sungguh jelas
Semakin mengelak, semakin tegas

Jakarta, April 2018

***Fitri Fatimah***

Rabu, 14 Februari 2018

Sindoro Kala Fajar

Fajar datang tanpa salam, menggantikan embun yang membasahi pelupuk kenangan.

Hari pertama, Sindoro cerah. Seakan mewakili perasaan ini.

Di sini selain menjalankan tugas, aku menyambi menyusuri Sindoro yang berdiri gagah berhadapan dengan Sumbing. Masing - masing mempunyai cerita.

Cerita lama yang pahit, sepahit kopi pagi ini di Sindoro. Cerita kenangan yang buram, seburam mata melihatmu.

Ah, sudahlah. Aku ke sini ingin lepas. Menikmati secangkir susu di Sunrise Camp ditemani sang fajar yang lembut.

Hari kedua masih cerah, secerah memori ini yang sudah lupa akan lukamu.

Tapi.......

Hari ketiga Sindoro berubah kabut, dikelilingi, dikepung hingga sedikit tak terlihat apapun. Sungguh, kabut dingin itu menusuk relung hati yang dulu pernah tersentuh. Dingin. Yaa, sedingin sikapmu saat dulu.

Lagi.....

Aku mengingatmu disela-sela kabut dingin, juga menyentuh dedaunan. Basah, memori itu teringat lagi.

Untungnya, Fajar kemarin menyelamatkanku dari kenangan-kenangan pahitnya.

Fajar di Sindoro, kau mengagumkan❤

Gunung Sindoro, 2016
Fitri Fatimah