Fajar terbit tanpa malu-malu
Burung pun merah tersipu
Suara merdu cicit-ciut mengalun sendu
Berirama menemani kala pagi yang bisu
Sama halnya dengan Kau di sini
Datang tanpa permisi
Lalu mata melirik ke hati
Mengambil setiap detik senyum manis ini
Berharap Senja akan kembali menemani
Tapi. Dulu....
Berabad-abad Senja meredup
Tatkala hatiku sakit tertutup
Karna Dia main serong dengan selundup
Perih terasa, luka tergores sangat cukup
Tapi. Kini....
Kau ciptakan bait demi bait puisi indah
Melantun di setiap Fajar terenyah
Bersama hilangkan resah
Bersama ciptakan kisah
Sungguh, berharap kau tak hanya singgah
Agar tak terulang hati yang patah
Jakarta, 2016
***Fitri Fatimah***